Risalah Mahasiswa
Ini adalah
risalah untuk anak muda. Anak muda yang digariskan hidup di suatu tempat yang
bernama Indonesia. Anak muda yang sedang dilanda wabah kultur ke-korea-an,
dibesarkan di era informasi, era keragaman dan era ekstrem globalisasi.
Satu hal yang
sangat berkaitan dengan anak muda ini, yaitu era informasi. Kenapa era
informasi? Sebab anak-anak ini tidak lagi memiliki kegemaran menggambar dua
gunung kembar yang terdapat jalan yang disampingnya ada sungai dan sawah serta
senyuman matahari dan indahnya naungan awan. Anak-anak era informasi ini tidak
lagi menggambar indahnya pemandangan alam Indonesia yang menawan. Sebab mereka
tidak lagi melihat semua itu. Semua telah dirampas oleh eksploitasi global dan
mereka rentan akan pribadi yang rapuh akibat serangan informasi lewat audio
visual. Mereka pribadi yang instan. Tapi mereka rapuh.
Mereka rapuh
karena hadir di saat yang tidak tepat, yaitu di saat gelombang globalisasi
menghantam sendi-sendi kebangsaan kita. Mereka belum sempat membangun apa yang
dikatakan para founding fathers
tentang nation and character building.
Mereka telah mendapat contoh bagaimana pemimpin negerinya tidak memiliki apa
yang dikatakan para pendahulunya, mereka telah dirabunkan kesadaranya dengan
sinetron-sinetron atau serial perfileman pemuda ala impian dan berita-berita
berkepentingan. Rapuh memang. Tapi itulah takdir mereka.
Sudah takdir
mereka melihat potensi alamnya dijarah asing dengan legal dan illegal.
Kepemerintahan yang tidak bebas dari kepentingan asing. Mereka melihat betapa
bangsa ini dipenuhi oleh para mafia hukum, mafia politik dan mafia bisnis,
lengkap dengan para penjilatnya.
Namun sebagian
dari pemuda itu ada yang berani melakukan aksi-aksi, demo, diskusi, dan dialog
guna menggugah kesadaran mereka dan sesamanya. Mereka berpikir krisis yang
menimpa bangsa kita tidak bisa dibiarkan berlangsung, harus ada langkah-langkah
praktis agar harga diri umat dan bangsa kembali mulia. Allah berfirman: “ Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan
jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu
beriman.”( QS.Ali-Imaran: 139).
Dari ayat di
atas keimanan dan ketakwaan akan memiliki nilai signifikansinya dalam proses
perubahan kehidupan ini apabila diimplementasikan secara aplikatif. Hal penting
pertama yang harus ada dalam unsur ketakwaan adalah wasilah perubahan, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekatkan diri kepadaNya, dan
bersungguh-sungguhlah di dalamnya agar kamu beruntung.” (QS.Al-Maidah: 35).
Di antara bentuk
wasilah itu yang digariskan Al-Qur’an secara jelas adalah berjama’ah dan
terlibat dalam tandzim (organisasi)
Kesatuan Gerakan. “Dan hendaklah di
antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh
(berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (QS.Ali Imran: 104).
Kewajiban
berorganisasi bagi kaum muslim bersifat permanen, bukan kondisional. Kebaikan yang tidak terorganisir akan
dikalahkan oleh kejahatan yang terorganisir, kata Imam Ali karamallahu wajhahu.
Oleh karena itu sudah selayaknya status mahasiswa/ pemuda tidak cukup apabila
tidak mendedikasikan dirinya sebagai seorang Muslim Negarawan
Fenomena
kolektif adalah hal yang terpenting dalam kebaikan, dari generasi ke generasi
selanjutnya. Kalaupun bukan di antara generasi kita yang terdapat kesatuan aksi
perbaikan. Maka Allah akan mengganti di generasi selanjunya, “.... dan jika kamu berpaling, niscaya Dia
akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu
(ini).” (QS.Muhammad: 38). Ini adalah pukulan keras bagi siapa saja yang
berpaling untuk mendedikasikan diri dari jama’ah atau kesatuan aksi yang
mengajak kepada perbaikan, karena Allah akan mengganti dengan kaum yang lain,
jauh lebih baik, jauh lebih kuat dan setia.
Lantas siapakah
generasi pengganti itu? Pertanyaan ini dijawab oleh surah setelah surah
Muhammad, yakni surat Kemenangan di akhir surat Al-Fath: 29. Surat
Al-Fath memaparkan bentuk kemenangan ini akan dimiliki mereka yang berkriteria:
pengikut muhammad, keras pada kekafiran, berkasih sayang sesama orang beriman,
terlihat ruku dan sujud, terdapat tanda pada wajah mereka dari bekas sujudnya,
terlibat dalam gerakan dakwah kolektif yang dakwahnya mudah berkembang biak hingga
musuh-musuhnya jengkel pada kebaikan dan perkembangan pesat dakwah tersebut.
Kemenangan oleh
kehendak Allah dan diridhoiNya adalah kepada segolongan umat yang mendedikasikan
diri sebagai seorang Negarawan yang berkorban dan membela negara demi perbaikan
negara, namun juga menghiasi diri ini sebagai muslim yang tunduk dan patuh
kepada Allah, merekalah pejuang di siang hari dan rahib di malam hari. Sudah
tentu mereka adalah segolongan yang bersatu dalam kesatuan yang memiliki aksi.
0 Response to "Risalah Mahasiswa"
Post a Comment